Sabtu, 17 Desember 2011

Sylvia Debora


‘Si Gendut yang Selalu Fashionable

Gendut? Takut jadi fashionable? Aduh, udah engga zaman! Menurut banyak teman-temannya  kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan kepribadian Debora yang paling identik. Setiap baju yang dikenakannya selalu menunjukkan bahwa perempuan yang bercita-cita sebagai Public Relation handal ini, lebih percaya diri daripada kebanyakan perempuan lain. Dengan tinggi 155 cm dan berat badan 80 kg, sering membuat perempuan kebanyakan merasa minder dengan apa yang mereka kenakan. Namun, berbeda dengan Debora, dia selalu mempercayai bahwa perempuan berbadan besarpun bisa mengeksplor baju yang mereka kenakan.

Perempuan kelahiran Jakarta, 18 Juli 1993 ini, berpendapat bahwa sudah saatnya para perempuan berbadan besar menunjukkan kiprahnya di dunia fashion. Perempuan berbadan besar tidak boleh dipandang sebelah mata lagi dan tidak boleh dianggap remeh lagi. Perempuan yang suka sekali minum susu ini juga mengatakan bahwa tidak ada batasan bahwa perempuan berbadan besar tidak bisa memakai baju yang fashionable.
  
Empat Kali Masuk Rumah Sakit

            Perempuan yang lahir dari pasangan Icshani Djohari dan Elly Rusiana ini, diam-diam sudah merasakan asam garamnya masuk rumah sakit sebanyak 4 kali. Dikarenakan operasi amandel, demam berdarah, dan tifus sebanyak 2 kali. Mungkin fisiknya yang lemah diakibatkan karena Debora lahir prematur di saat usia kehamilan ibunya mencapai usia 7 bulan. Debora lahir secara caesar dengan berat 1,8 kg. Kejadian rumah sakit inilah yang membuat Debora menjadi jauh dengan berat ideal yang kebanyakan dimiliki oleh perempuan-perempuan lain.

Pendapat Teman-teman tentang Kepribadian Debora

            “Dia mah suka kesurupan kalo di sekolah dulu, sering banget kesurupannya suka ngelamun kali ya,” begitu ucap Marshal Sitanggang, teman satu SMA Debora yaitu SMA Pangudi Luhur 2. Selain itu Marshal juga mengatakan bahwa waktu SMA dulu, perempuan yang hobi travelling ini, suka kentut diam-diam. Sifatnya yang cenderung feminim membuat Debora dianggap memiliki sifat keibuan. Banyak  sahabat-sahabat yang menjadikan perempuan yang diam diam bisa memainkan keyboard ini, menjadi tempat curhat yang paling enak. Selain itu Debora juga memiliki sifat yang mau mendengarkan dan menghargai orang lain. Sejauh ini, anak tunggal yang satu ini, bisa mengontrol dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang membuat citranya buruk di mata teman-temannya. Lanjutkan itu Debora!

Felicia Monica
11140110046

Kamis, 15 Desember 2011

Roda Kehidupan


Roda Kehidupan
Description: D:\Hening Acer Mamah\Kaka\agung.jpg         
            Roda kehidupan itu akan terus berjalan, bersiaplah untuk di atas, bersiaplah untuk di atas, bersiaplah untuk di bawah.  Seuntai kalimat ini akan kita pahami lebih dalam lewat kisah seorang pria yang memiliki nama lengkap Johanes Agung Kurniawan Setiabudi. Masa kecilnya bisa dibilang penuh perjuangan. Pria kelahiran Magelang, 30 Maret 1993 ini pernah mengalami masa-masa tersulit di dalam hidupnya. Krisis moneter Indonesia menghantam keluarganya dengan sempurna. Kehidupan yang awalnya mudah berubah menjadi sulit. Pria yang menyukai dimsum ini pernah berjualan kartu natal bersama kakaknya untuk membantu perekonomian keluarga. Tidak cukup sampai di situ, ia pernah menjual makanan ringan yang dititipkan di kantin tempat ia mengenyam pendidikan sekolah dasar. Berjuang,bertahan, dan berusaha adalah kata-kata penyemangat yang terus ia teriakan di saat melewati melewati masa-masa itu.
            Ibu adalah sosok yang sangat sempurna di mata pria berbadan tambun ini. Oleh karena itu, ia menjuluki ibunya dengan sebutan wonder woman. Kenangan yang sangat membekas dibenaknya ialah ketika ia dan sang ibu harus rela hujan-hujannan untuk berjualan pakaian keliling. Terdengar miris dan pahit. Namun, kejadian itu tidak lantas membuatnya terpuruk dalam lembah penderitaan. Ibu terus menyemangati, menyemangati, dan menyemangati. Sampai akhirnya ia meletakan titik ikhlas di dalam hatinya.
            Beberapa tahun kemudian kehidupannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Perekonomian keluarga perlahan membaik. Keluarga hebat ini telah melewati masa-masa kelam. Pria yang sering menjuarai kejuaraan paduan suara ini telah beranjak dewasa. Sekarang, ia mengenyam pendidikan di Universitas Multimedia Nusantara. Ilmu komunikasi dipilihnya karena ia bercita-cita menjadi seorang broadcaster. Pengalaman pahit semasa kecil malah memompanya untuk terus berkarya dan berusaha menjadi yang terbaik. Tidak ada kata menyerah di dalam kamus kehidupannya. Kisah hidupnya sangat menginspirasi bagi kita yang takut atau mungkin sedang berada di bawah roda kehidupan. Tetap semangat dan jangan takut dengan hari esok, bukankah roda kehidupan itu terus berjalan? Maka bersiaplah!

oleh: Nur Setyaning Prioko